TUGAS KETRAMPILAN DASAR KEBIDANAN
" Obat dan Dasar Dasar Penyuntikan"
Pengampu:
Kuswati, S. Kep, Ns, M.Kes
Disusun Oleh :
DEWI AFIDATUL
U (P27224015100)
D-IV Kebidanan Reguler A Semester II
POLTEKKES KEMENKES SURAKARTA
2015/2016
KATA
PENGANTAR
Dengan menyebut
nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Kami panjatkan puji
syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan
inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang obat dan dasar dasar penyuntikan.
Tugas ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan tugas ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam penyelesaian tugas ini .
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini .
Akhir kata kami berharap semoga makalah
tentang obat dan dasar dasar penyuntikan ini dapat memberikan
manfaat maupun ilmu
tambahan terhadap pembaca.
Klaten,
25 Februari 2016
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Obat ialah
suatu bahan atau paduan bahan-bahan yang dimaksudkan untuk digunakan dalam
menetapkan diagnosis, mencegah, mengurangkan, menghilangkan, menyembuhkan
penyakit atau gejala penyakit, luka atau kelainan badaniah dan rohaniah pada
manusia atau hewan dan untuk memperelok atau memperindah badan atau bagian
badan manusia termasuk obat tradisional.
Obat
diberikan dengan berbagai cara sesuai dengan jenis dan bentuknya. Obat oral
tersedia dalam bentuk tablet, kapsul, bubuk, dan cair. Singkatan untuk obat
yang di berikan secara oral adalah P.O atau PO (pers os, atau melalui mulut).
Obat-obatan oral di absorsi melalui saluran gastrointestinal, terutama pada
usus halus. Bentuk molekul obat harus di buat begitu rupa supaya terikat
pada situs reseptornya (receptor site). Sebaiknya bentuk obat sesuai dengan
bentuk situs reseptornya, seperti halnya anak kunci yang sesuai dengan
kuncinya. Tetapi tidak sepenuhnya obat diberikan dengan cara oral,salah satunya
dengan cara injeksi.
Injeksi
adalah sediaan steril berupa larutan, emulsi atau suspensi atau serbuk yang
harus dilarutkan atau disuspensikan terlebih dahulu sebelum digunakan yang
disuntikkan dengan cara merobek jaringan ke dalam kulit atau melalui kulit atau
selaput lendir. Dimasukkan ke dalam tubuh dengan menggunakan alat suntik.
Suatu
sediaan parenteral harus steril karena sediaan ini unik yang diinjeksikan atau
disuntikkan melalui kulit atau membran mukosa ke dalam kompartemen tubuh yang
paling dalam. Sediaan parenteral memasuki pertahanan tubuh yang memiliki
efesiensi tinggi yaitu kulit dan membran mukosa sehingga sediaan parenteral
harus bebas dari kontaminasi mikroba dan bahan-bahan beracun dan juga harus
memiliki kemurnian yang dapat diterima.
1.2
Rumusan Masalah
1.
Apa yang dimaksud dengan obat?
2.
Apa saja jenis jenis obat ?
3.
Bagaimana perbedaan dari macam
macam jenis bentuk obat ?
4.
Apa yang dimaksut obat
parenteral?
5.
Bagaimana cara pemberiannya?
1.3
Tujuan Penulisan
Adapun Tujuan
penulisan makalah ini adalah:
- · Untuk mengetahui bentuk sediaan obat
- · Untuk mengetahui tujuan dan cara penggunaan masing-masing bentuk sediaan obat
- · Untuk mengetahui keuntungan dan kerugian masing-masing bentuk sediaan obat
- · Untuk Mengetahui obat perenteral
- · Untuk mengetahui macam macam bentuk obat dan perbedaannya
- · Untuk mengetahui cara pemberian obat
BAB II
PEMBAHASAN
A.
PENGERTIAN OBAT
Menurut
PerMenKes 917/Menkes/Per/x/1993, obat (jadi) adalah sediaan atau paduan-paduan yang
siap digunakan untuk mempengaruhi atau menyelidiki secara fisiologi atau
keadaan patologi dalam rangka penetapan diagnosa, pencegahan, penyembuhan,
pemulihan, peningkatan kesehatan dan kontrasepsi.
Obat
merupakan sediaan atau paduan bahan-bahan yang siap untuk digunakan untuk
mempengaruhi atau menyelidiki sistem fisiologi atau keadaan patologi dalam
rangka penetapan diagnosis, pencegahan, penyembuhan, pemulihan, peningkatan,
kesehatan dan kontrasepsi (Kebijakan Obat Nasional, Departemen Kesehatan RI, 2005).
B.
BENTUK SEDIAAN OBAT
Bentuk
sediaan adalah bentuk formulasi obat hingga didapat suatu produk yang siap
untuk diminum atau dipakai oleh penderita supaya tercapai efek terapi yang
diinginkan.
1. Bentuk
cair
1. Obat tetes (guttae/drop)
Merupakan
sediaan cair berupa larutan,emulsi atau suspensi, dimaksudkan untuk obat dalam
atau obat luar. Digunakan dengan cara meneteskan menggunakan penetes yang
menghasilkan tetesan setara dengan tetesan yang dihasilkan penetes baku yang
disebutkan farmakope indonesia. Sediaan obat tetes dapat berupa antara lain :
guttae (obat dalam), guttae oris (tetes mulut), guttae auriculares (tetes
telinga), guttae nasales (tetes hidung), guttae opthalmicae (tetes mata).
2. Syrup
Merupakan
sediaan cair berupa larutan yang mengandung sakarosa, kecuali disebutkan lain
kadar sakarosanya antara 64% - 66%.
3. Injeksi (injectiones)
Merupakan
sediaan steril berupa larutan,emulsi atau suspensi atau serbuk yang harus
dilarutkan atau disuspensikan terlebih dahulu sebelum digunakan, yang
disuntikan dengan cara merobek jaringan ke dalam kulit atau melalui kulit atau
selaput lendir. Tujuannya agar kerja obat cepat serta dapat diberikan pada
pasien yang tidak dapat menerima pengobatan melalui mulut.
4.
Obat berbentuk Suspensi
Pemakaian obat jenis ini juga
dilarutkan didalam air, namun ada bagian yang tidak larut berupa butiran
butiran, contoh umumnya vegeta.
5. Elikser:Larutan
manis yang mengandung alkohol dan air, obat dan penyedap, misalnya eliksir
fenobarbiton.
6. Tinktura:
Ekstak tumbuhan atau substansi kimia beralkohol, misalnya tinktura belladonna,
tinktura yodium.
2.
Tablet
(compressi)
Merupakan sediaan
padat kompak dibuat secara kempa cetak dalam bentuk tabung pipih atau sirkuler
kedua permukaan rata atau cembung mengandung satu jenis obat atau lebih dengan
atau tanpa bahan tambahan.
a.
Tablet kempa
paling banyak
digunakan, ukuran dapat bervariasi, bentuk serta penandaannya tergantung desain
cetakan.
b.
Tablet cetak
Dibuat dengan
memberikan tekanan rendah pada massa lembab dalam lubang cetakan
c.
Tablet trikurat
tablet kempa atau
cetak bentuk kecil umumnya silindris. sudah jarang ditemukan
d.
Tablet hipodermik
Dibuat dari bahan
yang mudah larut atau melarut sempurna dalam air. Dulu untuk membuat sediaan
injeksi hipodermik, sekarang diberikan secara orale
e.
Tablet
sublingual
dikehendaki efek
cepat (tidak lewat hati). Digunakan dengan meletakan tablet di bawah lidah.
f.
Tablet bukal
Digunakan dengan
meletakan diantara pipi dan gusi
g.
tablet
Effervescent
Tablet larut dalam
air. harus dikemas dalam wadah tertutup rapat atau kemasan tahan lembab. Pada
etiket tertulis "tidak untuk langsung ditelan"
h.
Tablet kunyah
Cara penggunaannya
dikunyah. Meninggalkan sisa rasa enak dirongga mulut, mudah ditelan, tidak
meninggalkan rasa pahit atau tidak enak.
3.
Pil (pilulae)
Merupakan bentuk
sediaan padat bundar dan kecil mengandung bahan obat dan dimaksudkan untuk
pemakaian oral. Saat ini sudah jarang ditemukan karena tergusur tablet dan
kapsul. Masih banyak ditemukan pada seduhan jamu.
4.
Serbuk (pulvis)
Merupakan
campuran kering bahan obat atau bahan
kimia yang dihaluskan, ditujukan untuk pemakaian oral atau pemakaian luar.
Macam
serbuk:
-
Serbuk terbagi
-
Serbuk tak terbagi
ü
Serbuk oral tak terbagi
ü
Pulveres adspersorium
(bubuk tabur)
ü
Powder for injection (
serbuk)
5.
Kapsul
(capsule)
Merupakan sediaan
padat yang terdiri dari obat dalam cangkang keras atau lunak yang dapat larut.
keuntungan/tujuan sediaan kapsul adalah :
a. menutupi bau
dan rasa yang tidak enak
b. menghindari
kontak langsung dengan udara dan sinar matahari
c. Lebih enak dipandang (memperbaiki penampilan)
d. Dapat untuk 2
sediaan yang tidak tercampur secara fisis (income fisis), dengan pemisahan
antara lain menggunakan kapsul lain yang lebih kecil kemudian dimasukan bersama
serbuk lain ke dalam kapsul yang lebih besar.
e. Mudah ditelan
6.
Pil
bersalut gula ( drage)
obat yang disalut dengan bahan
penyalut tambahan. Tablet kompresi ini mungkin diberi lapisan gula berwarna dan
mungkin juga tidak, lapisan ini larut dalam air dan dapat terurai begitu
ditelan.
Penyalut yang digunakan seperti
dengan lapisan gula (tablet salut gula), dengan selaput tipis yang larut atau
tidak di dalam air maupun membentuk lapisan yang meliputi tablet (tablet salut
selaput), dengan lapisan yang tak larut atau hancur di dalam lambung tapi di
usus (tablet salut enterik), manfaat penyalutan ini adalah untuk melindungi
obat dari udara dan kelembaban, memberikan rasa, menghilangkan bau dan rasa
pahit dari obat, menjaga stabilitas obat yang terurai oleh asam lambung.
Kerugian tablet salut gula adalah pengolahannya membutuhkan waktu dan keahlian
lebih, menambah berat dan ukuran tablet.
7.
Suppositoria
Merupakan sedian padat dalam berbagai bobot dan bentuk, yang diberikan melalui rektal, vagina atau uretra,umumnya meleleh, melunak atau melarut pada suhu tubuh. Tujuan pengobatan adalah :
Merupakan sedian padat dalam berbagai bobot dan bentuk, yang diberikan melalui rektal, vagina atau uretra,umumnya meleleh, melunak atau melarut pada suhu tubuh. Tujuan pengobatan adalah :
a. Penggunaan
lokal -> memudahkan defekasi serta mengobati gatal,iritasi, dan inflamasi
karena hemoroid.
b. Penggunaan
sistematik -> aminofilin dan teofilin untuk asma,klorpromazin untuk anti
muntah,kloral hidrat untuk sedatif dan hipnitif,aspirin untuk analgesik
antipiretik.
8.
Salep
(unguenta)
Merupakan sediaan
setengah padat ditujukan untuk pemakaian topikal pada kulit atau selaput
lendir. Salep dapat juga dikatakan sediaan setengah padat yang mudah dioleskan
dan digunakan sebagai obat luar. Bahan obat harus larut atau terdispersi
homogen dalam dasar salep yang cocok.
9.
Pasta
Pasta ialah campuran salep dan
bedak sehingga komponen pasta terdiri dari bahan untuk salep misalnya vaselin
dan bahan bedak seperti talcum, oxydum zincicum. Pasta merupakan salep padat,
kaku yang tidak meleleh pada suhu tubuh dan berfungsi sebagai lapisan pelindung
pada bagian yang diolesi. Efek pasta lebih melekat dibandingkan salep,
mempunyai daya penetrasi dan daya maserasi lebih rendah dari salep.
10.
Kaplet
(kapsul tablet)
Merupakan sedian padat kompak dibuat secara kempa cetak,
bentuknya oval seperti kapsul.
C.
PERBEDAAN JENIS OBAT
Tablet
|
Pil
|
Bubuk
|
Kapsul
|
|
Bentuk
|
Dalam
bentuk tabung pipih atau sirkuler
|
bulat
atau bulat telur, dan mengandung berbagai bahan obat
|
Serbuk
|
Sediaan padat terbungkus cangkang (lonjong)
|
Cara
pembuatan
|
Kempa cetak
|
Terdiri dari pembuatan massa, pemotongan, dan pembulatan
|
Dihaluskan dan diayak
|
Serbuk dimasukkan ke cangkang untuk kapsul
|
Kelebihan
|
Lebih stabil,
Dapat disimpan dalam waktu yang lama,
Dapat dibuat seperti permen
|
Menutupi
rasa obat, mudah ditelan,stabil, aksi lambat
|
Dapat
membantu pasien
yang sukar menelan tablet atau kapsul, zat
aktif yang memiliki volume yang sangat besar.
lebih leluasa memberikan dosis |
Mudah ditelan, cepat hancur, bentuk menarik,
cangkang tidak berasa
|
Kekurangan
|
Pembuatan lama, rasa pahit tidak tertutupi
|
Kurang cocok untuk reaksi cepat, dapat mengiritasi lambung
|
Mudah lembab dan pahit tidak tertutupi
|
Tidak bisa untuk balita, tidak bisa dibagi
|
Gambar
|
Pil salut
gula
|
Supositoria
|
Salep
|
Pasta
|
|
Bentuk
|
Seperti tablet, permukaan licin/ halus
|
Sediaan padat
yang dapat melunak pada suhu tubuh
|
setengah
padat berupa massa lunak
|
setengah
padat berupa massa lembek (lebih kenyal dari salep)
|
Cara
pembuatan
|
penyegelan (sealing), penyalutan dasar
(subcoating), pembesaran (grossing), pelicinan permukaan (smoothing),
penyalutan warna (color coating), pemolesan (polishing), pencetakan cap (printing).
|
bahan
dasar meleleh atau mencair, dituangkan ke dalam cetakan Suppositoria kemudian
didinginkan.
|
Metode Pelelehan: zat pembawa dan zat berkhasiat
dilelehkan bersama sampai homogen
Metode Triturasi : zat yang tidak larut dicampur dengan
sedikit basis zat pembantu, kemudian dilanjutkan dengan penambahan sisa basis
|
mencampurkan
bahan obat yang berbentuk serbuk dalam jumlah besar dengan vaselin atau
parafin cair atau dengan bahan dasar tidak berlemak (misal:
gliserol)
|
Kelebihan
|
Rasa obat tertutupi oleh penyalut, lebih menarik,
ada perlindungan fisik atau kimia pada obat
|
Digunakan untuk obat yang tidak dapat melewati oral,
cocok untuk pasien yang tidak dapat menelan, menghindari efek cepat di hati
|
Sebagai
bahan pembawa substansi obat untuk pengobatan kulit.
Sebagai
bahan pelumas pada kulit.
Sebagai
pelindung untuk kulit Sebagai obat luar
|
Mengikat
cairan sekret (eksudat),Tidak
mempunyai daya penetrasi gatal , Lebih
melekat pada kulit
|
Kekurangan
|
Proses pembuatan lama, terkadang obat menempel satu dengan yang lain
|
Tidak praktis, daerah absorbs kecil, tidak bias digunakan pada zat
yang rusak
|
Berminyak, kurang stabil dengan air, sulit dibersihkan, kurang cocok untuk bahan antibiotic
|
Lebih
keras, sukar
dioleskan dan kadang nyeri, Sukar
dibersihkan
|
Gambar
|
|
D. PENGERTIAN
OBAT PARENTERAL
Obat parenteral ialah memasukan obat
tertentu ke dalam jaringan tubuh dengan cara merobek jaringan ke dalam kulit
atau melalui kulit atau selaput lendir atau menembus suatu atau lebih lapisan
kulit atau membran mukosa menggunakan alat suntik. ( depkes RI 1994 )
Obat dimasukan ke dalam kulit,
dibawah kulit, kedalam otot dan ke dalam vena dan pemberian ini lebih cepat
diserap daripada melalui oral. ( WHO 1998 )
Jadi pemberian obat perenteral adalah pemberian obat
atau cairan dengan cara dimasukan langsung kedalam kulit, dibawah kulit,
kedalam otot ataupun ke dalam vena.
E. CARA
PEMBERIAN OBAT
Macam-macam penyuntikan dapat dilakukan dengan berbagai cara. Semua cara penyuntikan tersebut dapat tergantung dengan kondisi dan keadaan pasien serta sesuai kegunakan obat yang akan di gunakan. Berikut Macam-macam cara penyuntikan:
RUTE INTRAVENA (IV)
Rute
Intravena (IV) memanfaatkan sistem peredaran darah untuk menyebarkan baik
cairan, elektrolit, zat makanan maupun obat, termasuk juga darah dan
komponen-komponennya.
Memberikan obat
melaui vena secara langsung, di antaranya :
·
vena medianan cubitus /
cephalika ( daerah lengan ),
·
vena saphenous (
tungkai ),
·
vena jugularis ( leher
)
·
vena frontalis /
temporalis di daerah frontalis dan temporal dari kepala.
Gb. V. medianan cubiyus/cephalica
RUTE INTRADERMAL/ INTRA CUTAN (IC)
Rute
intradermal lebih mengutamakan efek lokal daripada sistemik, dan lebih
digunakan untuk tujuan diagnostik seperti pengujian alergi atau tuberkulin atau
untuk anestesi lokal.
Lokasi
injeksi intracutan biasanya
pada lengan bawah bagian dalam,dada atas dan punggung dibawah skapula. Lengan
kiri umumnya digunakan untuk penapisan TBC dan lengan kanan digunakan untuk
semua pemeriksaan lain.
Untuk memberikan
suntikan intradermal digunakan jarum 25G yang ditusukan dengan sudut 10-15 °, bevel up, sampai
tepat di bawah epidermis, dan selanjutnya cairan disuntikkan 0.5 ml sampai
gembungan muncul di permukaan kulit. Lokasi yang cocok untuk suntikan
intradermal sama dengan untuk suntikan subkutan, termasuk juga lengan bagian
dalam dan tulang belikat.
Kelebihan : mrnghindari pasien dari alergi obat dan dapat
mengetahui diagnosa terhadap suatu penyakit
Kekurangan : ketika melakukan penyuntikan dengan cara ini di
tempat yang di suntik biasanya akan muncul benjolan seperti gigitan nyamuk dan
apabila benjolan tersebut tidak terjadi maka hasil tidak valid/salah.
Gb. Lengan bawah
bagian dalam
Gb.
Lokasi penyuntikan intrakutan dan subkutan
RUTE SUBKUTAN (SC)
Rute
subkutan digunakan untuk penyerapan obat yang lambat dan berkelanjutan.
Biasanya cairan yang diberikan sebanyak 1-2 ml disuntikkan ke dalam jaringan
subkutan. Rute ini sangat ideal untuk obat-obatan seperti insulin, yang
memerlukan pelepasan obat yang lambat dan stabil, dan juga karena relatif bebas
dari nyeri, sangat cocok untuk suntikan yang sering dilakukan.
RUTE INTRAMUSKULAR (IM)
Suntikan
Intramuskular (IM) merupakan teknik memasukan obat dengan memanfaatkan perfusi
otot, memberikan penyerapan sistemik yang cepat dan menyerap dosis yang relatif
besar.
Kelebihan : tidak diperlukan keahlian khusus untuk
melakukannya dan dapat dipakai untuk obat yang larut dalam minyak
Kekurangan : rasa sakit, tidak dapat dipakai pada gangguan
bekuan darah dan obat dapat menggumpal pada lokasi penyuntikan
Ada lima situs yang tersedia untuk suntikan Intramuskular, yaitu:
- Otot deltoid lengan atas, yang digunakan untuk vaksin
seperti hepatitis B dan tetanus toksoid.
- Lokasi dorsogluteal memanfaatkan musculus Gluteus
maximus. Catatan, ada komplikasi yang terkait dengan lokasi ini,
karena ada kemungkinan merusak nervus sciatic atau arteri Gluteal
superior jika penusukan jarum salah. Beyea dan Nicholl (1995)
melaporkan suntikan ke lokasi dorsogluteal, cairan yang disuntikan lebih
sering masuk ke dalam jaringan adiposa daripada otot, dan akibatnya
memperlambat laju penyerapan obat.
- Lokasi ventrogluteal merupakan pilihan yang lebih aman
dalam mengakses musculus Gluteus medius. Lokasi ini merupakan
lokasi utama untuk suntikan Intramuskular karena menghindari semua saraf
utama dan pembuluh darah dan tidak ada komplikasi dilaporkan. Selain itu,
jaringan adiposa pada lokasi ventrogluteal memiliki ketebalan yang relatif
konsisten, yaitu: 3.75 cm dibandingkan dengan 1-9 cm pada lokasi
dorsogluteal, sehingga memastikan bahwa ukuran jarum 21G akan menembus
area otot gluteus medius.
- Vastus lateralis adalah otot paha depan
terletak di sisi luar tulang paha. Lokasi ini umunya dipilih pada pasien
anak-anak. Resiko yang terkait dengan otot ini adalah cedera pada nervus
femoralis dan atrofi otot dikarenakan suntikan yang sering. Beyea dan Nicholl
(1995) mengemukakan bahwa situs ini aman untuk pasien anak-anak sampai
usia tujuh bulan.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
1. Obat ialah
suatu bahan atau paduan bahan-bahan yang dimaksudkan untuk digunakan dalam
menetapkan diagnosis, mencegah, mengurangkan, menghilangkan, menyembuhkan
penyakit atau gejala penyakit, luka atau kelainan badaniah dan rohaniah pada
manusia atau hewan dan untuk memperelok atau memperindah badan atau bagian
badan manusia termasuk obat tradisional.
2.
Menurut bentuk sediaan
obat di bagi :
1)
Bentuk padat: Tablet,
serbuk, pil, kapsul, suppositoria.
2)
Bentuk setengah padat:
Krim, pasta, gel.
3)
Bentuk cair:
Solutiones, Suspensi, Guttae, Injectiones, sirup, eliksir.
4)
Bentuk gas: inhalasi,
aerosol.
3.
Obat
parenteral ialah memasukan obat tertentu ke dalam jaringan tubuh dengan cara
merobek jaringan ke dalam kulit atau melalui kulit atau selaput lendir atau
menembus suatu atau lebih lapisan kulit atau membran mukosa menggunakan alat
suntik. ( depkes RI 1994 )
4.
Macam-macam cara penyuntikan
· Rute Intravena (IV)
· Rute Intradermal/ Intra Cutan (IC)
· Rute Subkutan (SC)
·
Rute Intramuskular (IM)
B.
Saran
Kami menyadari bahwa makalah
yang kami buat belum begitu sempurna, maka dari itu penulis mengharapkan
masukan yang dapat membangun agar pembuatan makalah berikutnya dapat lebih
sempurna.
DAFTAR PUSTAKA
http://katzenaugen999.tumblr.com/post/119445853490/bentuk-sediaan-obat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar